PEMBANGUNAN PERTANIAN
RAMAH LINGKUNGAN
Perkembangan pertanian
ramah lingkungan adalah melaksanakan pembangunan
pertanian yang ideal untuk menghasilkan bahan pangan yang berkualitas
tinggi
(aman dan bergizi), bermanfaat secara ekonomis, berkelanjutan, mudah
dilakukan
dan menjamin kelestarian lingkungan. Dilema yang dihadapi dalam
menangani
produksi pertanian adalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). kehilangan
hasil
akibat OPT pada saat pra panen diperkirakan sebesar 30-35%, sedang pada
pasca
panen 10-20%. Dengan demikian kehilangan hasil keseluruhan yang
diakibatkan
oleh serangan OPT dapat mencapai 40-55%, dalam beberapa kasus serangan
OPT
dapat mengakibatkan gagal panen atau fuso.
Secara langsung ataupun tidak langsung penggunaan pestisida sistesis diyakini sangat efektif dalam pengendalian OPT. Di lain pihak penggunaan pestisida sintesis yang kurang bijaksana justru merugikan petani sendiri, misalnya rusaknya lingkungan, terjadi pencemaran (pada tanah, air dan udara), timbul residu kimia pada hasil pertanian yang dapat membahayakan kesehatan manusia apabila dikonsumsi, dan dampak negatif lainnya. Bila dilihat dari segi ekonomi, penanggulangan OPT dengan cara demikian merupakan pemborosan yang sangat memberatkan bagi petani dan tidak mungkin dapat dipertanggungjawabkan dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Untuk menghadapi
tantangan ini perlu alternatif dan jalan keluar dengan
tidak melupakan kepedulian terhadap lingkungan dan mengutamakan
keberpihakan
kepada petani. Ada
beberapa alternatif yang bisa diambil dalam upaya ini diantaranya :
1. Pestisida nabati
2. Agens hayati
3. Pupuk organik
1.
Pestisida nabati
Pengendalian OPT yang
murah, mudah dan relatif aman
bagi lingkungan adalah dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida
nabati
relatif mudah di buat dengan pengetahuan dan kemampuan terbatas. Terbuat
dari
bahan alami, mudah terurai di alam, tidak mencemari lingkungan, aman
bagi
manusia dan hewan ternak dan residunya cepat hilang sehingga hasil
pertanian
akan bebas dari residu kimia dan aman dikonsumsi. Penggunaan pestisida
nabati
dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu pestisida
sintesis,
ini hanya alternatif agar petani tidak hanya tergantung pada pestisida
sintesis. Tujuan lainnya adalah agar penggunaan pestisida sintesis dapat
diminimalkan
sehingga kerusakan lingkungan diharapkan dapat dikurangi.
Jenis tumbuhan
penghasil pestisida nabati :
a. Kelompok tumbuhan insectisida
nabati :
Babadotan, lempuyang,
jaringao, kecubung, sereh, bawah putih, saga,
tuba, kembang sungsang, secang, gadung, kunyit, sarikaya, bratawali,
tembakau,
berenuk, dadap, cebreng, dll.
b. Kelompok tumbuhan rodentisida
nabati :
Gadung kebun, gadung
racun, cebreng,
berenuk, dll.
c. Kelompok tumbuhan molustisida
nabati :
Trevosia, tuba,
sembung, patah tulang, dll.
2.
Agens hayati
Agen hayati adalah
organisme yang secara alami menjadi
musuh dari OPT dan bisa dikembangbiakan atau diperbanyak dengan cara
sederhana.
Contoh :
-
Trichoderma sp : Untuk
mengendalikan penyakit akibat cendawan
atau jamur (blast, pusaryum, dll)
-
Corynebacterium : Untuk
mengendalikan penyakit
akibat bakteri (HDB).
-
Trychogama : Untuk
mengendalikan penggerek batang (sundep
beluk).
3.
Pupuk organik
Bahan organik adalah
semua jenis material alam yang
bisa dibusukkan baik secara alami atau melalui rekayasa manusia.
Pupuk organik adalah
semua hasil pembusukkan baik dari
tumbuhan, hewan, ataupun limbah yang bermanfaat bagi tanaman dan tidak
berdampak negatif bagi lingkungan.
Menurut jenisnya pupuk
organik terbagi dua :
a. Pupuk organik padat
Contohnya : kompos,
bokasi, pupuk kandang, limbah pertanian, limbah
dapur, dll.
b. Pupuk organik cair
Pupuk organik cair
adalah pupuk cair yang diambil dari bahan organik
tertentu dengan perlakuan tertentu sehingga menghasilkan senyawa organik
baru
yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Produk ini biasanya disebut
MOL (Mikro Organisme Lokal).
Secara umum fungsi dari
pupuk organik baik padat atau cair adalah untuk
memenuhi kebutuhan hara tanaman disamping keistimewaan lain yaitu dapat
memperbaiki sifat fisik tanah (porositas, struktur permeabilitas tanah
dan
sebagainya).
Dengan alternatif ini
diharapkan petani dapat lebih meningkatkan
produktifitasnya dengan daya saing tinggi dipasaran juga dapat menjaga
keseimbangan ekologi lingkungan.
Tulisannya bagus .. semoga bermanfaat
BalasHapus